Thursday, 28 January 2016

Produksi Domestik Dan Neraca Pembayaran Positif


 Produksi Domestik Dan Neraca Pembayaran Positif, Menurut  Abdurrahman ibnu khaldun “kekayaan suatu negara itu tidak ditentukan dari banyaknya uang di negara tersebut. Bahwa kekayaan suatu negara ditentukan oleh dua hal, yakni.
gambar

a.       Tingkat Produksi Domestik

Untuk Meningkatkan Kekayaan Suatu Negara yaitu dengan Tingkat Produksi Doestik, bisa saja suatu negara itu mencetak uang sebanyak-banyaknya. Namun itu bukanlah solusi , justru untuk meningkatkan kekayaan suatu negara itu ditentukan dengan pesatnya pertumbuhan sektor produksi (baik barang maupun jasa).
Sektor produksilah yang menjadi motor pembangunan, karna dengan pesatnya sektor produksi maka akan terciptanya lapangan pekerjaan, menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan pekerja dan menimbulkan permintaan atas faktor produksi lainnya.
Lihat grafik dibawah ini, misalkan orang memiliki pilihan untuk memproduksi dua jenis barang, yakni beras dan jagung dengan sumberdaya yang dimilikinya. Sumbu X menggambarkan kemampuan memproduksi beras, sedang sumbu Y kemampuan memproduksi jagung. Kurva yang digunakan adalah kurva possible production frontier (PPF) menggambarkan tingkat produksi maksimal yang mungkin dicapai dengan sumberdaya yang dimilikinya. Semakin besar PPF nya berarti semakin tinggi tingkat produksi, dan semakin tinggi tingkat kekayaan suatu negara.


Anda juga  bisa melihat grafik di video ini + dengan alur grafik.

b.      Neraca Pembayaran Yang Positif

Ibnu khaldun menegaskan bahwa Neraca Pembayaran Yang Positif akan meningkatkan kekayaan negara tersebut. Ada dua hal yang disebabkan Neraca Pembayaran Yang Positif.
1.       Tingkat produksi negara tersebut untuk suatu jenis komoditas lebih tinggi daripada tingkat pemintaan domestik negara tersebut, atau supply lebih besar daripada deman, sehingga memungkinkan negara tersebut untuk melakukan export.
2.       Tingkat efesiensi produksi negara tersebut lebih tinggi dibanding negara lain. Dengan tingkat efesiensi yang lebih tinggi maka komoditas suatu negara mampu masuk kenegara lain dengan harga yang lebih kompetitif.

Jika dalam level makro pembahasannya adalah kemampuan produksi suatu negara, sedangkan dalam level mikro pembahasannya adalah kemampuan produksi suatu produsen. Secara grafis, pendapat Ibnu Khaldun ini dapat digambarkan dengan tingkat utilitas yang berada diluar PPF. Ini berarti suatu negara yang melakukan perdagangan internasional akan menikmati tingkat kesejahtraan yang lebih baik dibandingkan tidak melakukan perdagangan.
Dalam ilmu ekonomi, konsep ini dekenal sebagai gain from trade. Tanpa danya perdagangan, maka tingkat kesejahtraan tertinggi dicapai ketika kurva utilitas bersinggungan dengan PPF, yaitu titik autarky pau (titik memenuhi kebutuhan sendiri). Sedangkan dengan adanya perdagangan akan mendorong kurva utilitas ke tingkat yang lebih tinggi yang tidak mungkin dicapai oleh PPF.
Pada titik autarky , relatif price antara beras dan jagung digambarkan oleh garis harga (prince line) pau. Sekarang katakanlah produsen ini mempunyai tingkat efesiensi yang relatif lebih tinggi dalam memproduksi beras dari produsen lain. Maka ia akan mengalokasikan lebih banyak sumberdaya untuk memproduksi beras, sehingga jumlah beras yang diproduksinya naik menjadi Qb2, dan jumlah jagung yang diproduksinya turun menjadi Qj2. Kelebihan produksi beras ini diperdagangkan dengan harga yang berlaku baik Pp. Dengan price line yang baru ini, produsen dapat menaikan utilitasnya.

Anda bisa melihat grafik di video ini + dengan alur grafik.

(dari ekonomi mikro islam, adiwarma, hal 148-149)


Anda Juga Bisa Mendapatkan Artikel Teori Produksi Islam (Efesiensi, Skala Ekonomis, Penentuan Kekayaan Suatu Negara) Di Atas Versi Makalah

0 comments:

Post a Comment